Demi Masa: Apakah Guru Juga Masuk Golongan yang Merugi? oleh Iim Mujtahidin An-Nabhan

Waktu berjalan laksana sungai yang terus mengalir, membawa semua yang dilewatinya, namun tidak pernah kembali. Filsuf Heraclitus berkata,

Waktu adalah sungai yang sama, namun kita tak pernah dapat menapakkan kaki di tempat yang sama dua kali.

Waktu yang berlalu tidak bisa diulang, dan sebagai guru, kita harus bertanya:

Apakah kita hanya terbawa arus waktu itu, atau kita menggunakannya untuk menciptakan kehidupan yang lebih bermakna?

Waktu adalah amanah dari Allah, sebagaimana disampaikan dalam Surah Al-‘Ashr, yang menegaskan bahwa setiap detak detik itu berharga dan jika tidak dimanfaatkan dengan bijaksana, manusia akan termasuk golongan yang merugi. Surah Al-‘Ashr, meskipun singkat, surah ini mengandung pesan kuat tentang pentingnya pemanfaatan waktu sebaik mungkin. Ketika dikolaborasikan dengan metode Plan, Do, Check, Act (PDCA), para guru dapat mengelola waktu dengan lebih efektif dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui iman, amal saleh, evaluasi yang jujur, dan kesabaran dalam perbaikan, guru bisa menjadikan waktu sebagai alat untuk memperbaiki diri dan mendidik generasi masa depan dengan lebih baik.

Iman sebagai Fondasi Perencanaan (Plan)

Iman menjadi landasan utama dari setiap tindakan seorang guru. Iman memotivasi guru untuk membuat perencanaan yang jelas dan berorientasi pada tujuan yang mulia. Dalam siklus PDCA, iman berfungsi sebagai langkah awal, di mana guru menetapkan niat yang lurus sebelum melaksanakan tugasnya. Seorang guru yang beriman tidak hanya mengajarkan ilmu akademik, tetapi juga membimbing siswa untuk menjadi manusia yang berakhlak baik. Contohnya, guru bisa mengatur waktu guna cukup untuk menyisipkan dalam setiap pelajaran sebuah “ruh” keislaman dan pendidikan karakter.

Amal Saleh sebagai Tindakan Nyata (Do)

Setelah perencanaan yang baik, tahap selanjutnya adalah Amal Saleh, yaitu pelaksanaan nyata dari rencana yang sudah disusun. Guru melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi, baik dalam mengajar di kelas maupun membimbing karakter siswa. Contohnya, guru dapat menggunakan metode pengajaran interaktif yang menarik, sambil tetap memperhatikan kebutuhan individu siswa yang mungkin memerlukan perhatian lebih. Dengan melakukan amal saleh, guru memastikan bahwa rencana yang dibuat bisa diterapkan dengan penuh dedikasi, hal ini tentu akan mendatangkan hasil yang progresif dalam proses pembelajaran.

Berwasiat pada Kebenaran sebagai Evaluasi (Check)

Pada tahap Check, guru perlu melakukan evaluasi yang jujur terhadap tindakan yang telah dilakukan. Berwasiat pada kebenaran artinya saling mengingatkan untuk selalu menilai tindakan secara objektif dan transparan. Setelah beberapa waktu mengajar, guru perlu merefleksikan apakah metode yang diterapkan sudah efektif dan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Misalnya, guru bisa berdiskusi dengan rekan sejawat untuk mendapatkan masukan tentang efektivitas pengajaran dan bagaimana cara meningkatkannya. Evaluasi yang jujur sangat penting untuk memastikan bahwa guru selalu berada on the right track.

Berwasiat pada Kesabaran sebagai Tindakan Perbaikan (Act)

Tahap akhir dalam PDCA adalah Act, di mana guru melakukan perbaikan berdasarkan hasil evaluasi. Berwasiat pada kesabaran berarti tetap konsisten dalam memperbaiki diri, meskipun hasilnya tidak langsung terlihat. Perbaikan dalam mengajar tidak selalu mudah, tetapi kesabaran adalah kunci. Misalnya, jika setelah evaluasi ditemukan bahwa metode pengajaran kurang efektif, guru bisa mencari pelatihan tambahan atau mencoba pendekatan yang berbeda. Kesabaran adalah kekuatan untuk terus memperbaiki diri tanpa menyerah pada tantangan.

Implementasi Praktis dalam Kehidupan Sehari-hari Guru

Dengan memadukan prinsip dalam Surah Al-‘Ashr dan PDCA, guru bisa mengelola waktu dengan lebih baik dan meningkatkan kualitas pengajaran secara berkelanjutan. Langkah-langkah seperti merencanakan pelajaran dengan niat baik (Plan), melaksanakan pengajaran sesuai rencana (Do), mengevaluasi hasilnya (Check), dan melakukan perbaikan (Act) memastikan bahwa setiap tindakan guru lebih terarah dan efektif. Setiap langkah yang diambil menjadi bagian dari upaya berkelanjutan untuk menjalankan amanah sebagai pendidik.

Arahan dari Surah Al-‘Ashr

Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dalam Surah Al-‘Ashr melalui siklus Plan, Do, Check, Act (PDCA), para guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan amal sholehnya secara sistematis dan berkelanjutan. Integrasi ini tidak hanya membantu dalam pengelolaan waktu, tetapi juga memastikan bahwa setiap langkah yang diambil sesuai dengan ajaran Islam. Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-‘Ashr:

Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr: 1-3)

Guru diingatkan untuk selalu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, terus beramal sholeh, serta saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran agar terhindar dari kerugian. Melalui penerapan prinsip ini, para guru dapat menjadi agen perubahan yang efektif, bukan hanya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga dalam membentuk karakter siswa yang lebih baik sesuai dengan nilai-nilai Islam.