HARI YANG MANTAP
Oleh : Khadijah Hana Khairunisa (3B)
Bersyukur dan bersabar adalah cara terbaik untuk menyikapi semua hal yang terjadi. Seperti yang aku lakukan saat lupa membawa bekal dari ibuku. Padahal ibuku sudah memasak dan menatanya dengan sempurna di wadah bekalku. Tapi sayangnya Hana ini suka lupa, maaf yaa buu. Lebih parahnya lagi aku baru sadar ketika jam istirahat makan. Ini membuatku sedih dan merasa bersalah pada ibuku.
Saat itu aku langsung cemberut, perutku mulai bersuara. Kejadian sial ini bertambah parah ketika teringat pada hari itu ada pelajaran yang buku paketnya sudah hilang selama 2 pekan. Aku menarik nafas panjang, hari ini mungkin terasa menyebalkan. Namun aku mampu sabar menghadapinya. Akhirnya aku hanya bisa diam menyaksikan semua temanku sedang makan.
Ketika lamunan mulai menguasaiku, aku dikagetkan dengan panggilan temanku yang menawariku makanannya. Bukan hanya satu, banyak teman-temanku yang bergantian menawarkan untuk mencicipi bekal mereka. Saat aku kembali ke tempat duduk, aku melihat buku pelajaranku yang hilang sudah ada di atas meja. Aku sangat bersyukur buku itu bisa ketemu lagi. Karena kalau hilang, aku pasti akan kesulitan belajar.
Mungkin buku itu terbawa oleh temanku. Aku tau itu tidak sengaja. Sehingga aku tidak perlu mencari tau siapa yang telah mengambilnya. Toh bukunya sudah kembali. Hari ini aku belajar untuk berbagi. Karena akan banyak orang yang mungkin sedang membutuhkan dan terpenuhi kebutuhannya saat kita berbagi.
Sama seperti ketika aku lupa membawa bekal, aku butuh makan, dan teman-temanku mulai membagi sedikit makanan mereka. Sedikit-sedikit, tapi lama-lama jadi banyak karena hampir satu kelas menawarkan makanannya untukku.