AGUSTUS, AKU RINDU
Karya: Aliyah Tsaabitah Putri Panatagama (6B), Faizal Amienz
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Bagian kalimat Pembukaan UUD 1945 di atas membuktikan bahwa para ulama, para pejuang agama Islam mempunyai andil besar di balik proses kemerdekaan Republik Indonesia. Artinya, kemerdekaan tidak didapatkan hanya dengan bambu runcing para pejuang, tapi atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Kalau Allah tidak mengizinkan, mustahil ada kemerdekaan.
Agustus. Bulan perjuangan. Di bulan ini, para warga saling kerja bakti; menghias kampung halaman, mengadakan lomba dan Sang Saka Merah Putih dikibarkan. Tapi, bagiku yang paling seru diantara semua kegiatan itu adalah, ulang tahun orang tuaku.
Iya, aku sangat merindukan bulan ini. Agustus.
Bulan lalu, aku sudah memikirkan, “apa ya hadiah yang akan kuberikan kepada orang tuaku?”
Orang tuaku itu tipe orang yang suka singkat, padat dan jelas. Jadi, jika ada masalah pasti terselesaikan dengan cepat. Kadang, saat mereka terlelap tidur, aku sering kasihan melihat perjuangan mereka untuk mendidik kami. Ibuku selalu memasak tanpa mengeluh apapun yang kami minta, ayahku bekerja senantiasa bekerja untuk menafkahi kami.
Hmmmzzz, ada sih beberapa hal yang membuatku kesal, seperti rasa adil yang ibu berikan kepadaku dan adikku. Tapi, banyak juga yang belum aku ketahui tentang orang tuaku.
Agustus adalah bulan kelahiran ibuku.
Aku berpikir. Apa hadiah yang bisa membuat ibuku bangga. Aku sadar, aku belum ditakdirkan mampu membeli mobil, perhiasan ataupun rumah mewah. Aku tidak seperti teman-temanku yang ingin menghadiahkan barang mewah di hari ulang tahun ibunya. Uang yang kumiliki tidak cukup mendapatkan hal seperti itu!
Aku pernah bertanya kepada ibuku, “Buk, apa sih yang bikin ibuk senang?” tanyaku.
“Membantu ibuk pun, ibuk sudah sangat senang sekali.” Jawab ibuku.
Ucapan itu membuat rasa haru di hatiku. Aku mempunyai ide memberi hadiah surat dan membantu ibu seharian. Semoga itu sudah membuat ibu bangga kepadaku.
Suatu malam saat waktu tidur, aku terbangun tapi belum beranjak berdiri. Aku pura-pura tidur saat ibu tiba-tiba menghampiriku dan berkata, “Ibuk sayang kamu”.
Mendengar hal itu, aku langsung tersenyum. Aku yakin pasti orang tua selalu mendukung anaknya dan senantiasa mendoakan anaknya untuk sukses di dunia serta akhiratnya. Percayalah!
“Ibuk, Ayah, Aliyah sangat menyayangi kalian. Jangan pernah Lelah mendampingiku untuk terus mempelajari ilmu yang ditebarkan Allah.”
Ya Allah Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu kecil.
Kota Malang, 05 Agustus 2024