Malang (MI Manarul Islam) – Kompetisi Sains Madrasah (KSM) 2021 tingkat SD/MI berlangsung hari ini (23/08). Tak mau ketinggalan, MI Manarul Islam mengirim dua santri terbaiknya untuk mengikuti kompetisi bergengsi ini. Mereka adalah Vijya Aisyah Sahasikan (kelas 4) dan Diaz Ainun Zahra (kelas 5). Kompetisi ini berlangsung secara online di MIN 1 Malang. Karena masih suasan pandemi, kompetisi ini diselenggarakan secara bergantian (shift) untuk menghindari kerumunan.
KSM 2021 tingkat SD/MI terdiri dari dua kategori, yaitu matematika terintegrasi dan IPA terintegrasi. Vijya mengikuti kategori IPA terintegrasi, sedangkan Diaz di kategori matematika terintegrasi. Elok Kurniasari, selaku Kornit Kesiswaan dan Pengembangan Bahasa Asing MI Manarul Islam yang juga merangkap sebagai Manajer tim KSM MI Manarul Islam, mengatakan bahwa Vijya dan Diaz sudah menjalani pembinaan intensif selama dua bulan terakhir. “Jadi memang kami seleksi siapa yang mau ikut dalam Science Club ini. Kami membuka pendaftaran untuk umum, siapa saja yang mau ikut, monggo. Tapi kami juga minta rekomendasi dari wali kelas siapa saja yang mau diikutkan,” ujar Elok. Seleksi yang diikuti pun terbilang ketat. Ada dua tahapan seleksi, yaitu seleksi umum dan seleksi secara khusus. “Setelah lolos di seleksi awal, di seleksi kedua kami saring lagi hingga ada tiga santri yang lolos di masing-masing pelajaran, yaitu matematika dan IPA. Alhamdulillah, Vijya dan Diaz yang saat ini ikut KSM adalah santri yang nilainya tertinggi di bidangnya,” tambah guru berkacamata ini.
Ada tantangan tersendiri bagi peserta dalam KSM 2021 ini, yaitu tersematnya kata “terintegrasi” dalam setiap mata pelajaran yang dikompetisikan. Terintegrasi di sini maksudnya adalah matematika dan IPA digabungkan dengan mata pelajaran agama Islam (PAI). “Sedikit banyak peserta harus paham juga teori PAI seperti hukum fiqih, waris, termasuk al-Quran dan Hadits. Ketika pembinaan kami juga memasukkan PAI namun porsinya tidak terlalu besar karena sehari-hari mereka juga belajar itu di KBM,” kata Elok.
Kondisi pandemi ini juga memberikan pelajaran tersendiri bagi peserta KSM. Elok berpendapat bahwa kondisi ini memaksa peserta untuk lebih mandiri mempersiapkan diri mereka ketika kompetisi dimulai. “Kalau dulu sebelum pandemi, guru pendamping ikut mengantar hingga ke depan ruang lomba. Sekarang tidak boleh seperti itu. Guru pendamping hanya mengantar hingga pagar karena tidak boleh ada kerumunan di dalam gedung. Sehingga ini melatih kepercayaan diri dan kemandirian santri untuk mempersiapkan diri mereka sendiri sebelum kompetisi dimulai. Kami juga mengingatkan jangan malu bertanya kepada panitia di dalam jika ada yang kurang paham seperti lokasi ruangan atau letak kamar mandi,” kata Elok. Kita doakan bersama supaya perwakilan dari MI Manarul Islam dapat memperoleh hasil terbaik dan mengahrumkan nama sekolah (yna).